Jumat, 22 April 2016

Minder? Sudah enggak tuh

Minder. Adalah sikap yang di tampilkan seseorang dalam kehidupan sehari-hari. Sikap itu bisa berupa rendah diri, menarik diri dari pergaulan, bahkan ada yang sampai menolak untuk bersosialisasi, kebanyakan adalah orang orang yang tinggal di perkotaan dan perkaampungan yang padat penduduk.  Karena terkadang faktor ekonomi adalah salah satu pemicu dari sikap minder.

Negative thinking juga salah satu dari sikap minder.
Mau bergerak tapi takut jelek.
Suka menulis mau memperlihatkan kepada orang lain tapi takut tulisannya masih jelek.
Atau terkadang ketika seseorang mengajak bepergian mencari seribu alasan untuk menolak, bisa jadi itu salah satu dari ciri-ciri orang yang minder.

Selalu merasa dirinya sendiri buruk dan orang lain lebih baik dari diri sendiri. Semua itu adalah ciri-ciri sikap minder yang termasuk dalam mental block yang dapat mempengaruhi kesuksesan kita.
Pasrah, "ya sudahlah , memang aku orang gak punya mau diapain lagi?" Salah satunya juga adalah presentasi dari sikap minder itu sendiri.

Bener gak sih?
Apa saya termasuk begitu?

Saat ini anda pasti sedang bertanya seperti itu karena terkadang pertanyaan-pertanyaan itu jugalah yang sering muncul di pikiran saya.

Ya...Saya sendiri. Tulisan ini bukan untuk menyinggung anda atau untuk menggurui anda tulisan ini adalah presentasi saya terhadap keadaan yang saya hadapi sendiri. Penyebabnya sangat kompleks, anda tentu sudah bisa menduga-duga duga kenapa saya merasa begitu.

Perekonomian menjadi penyebab pertama, selanjutnya adalah pola asuh keluarga yang tentu sangat mempengaruhi kehidupan sang anak. Saya tentunya. Kurang kasih sayang bisa jadi pemicunya. Diantara tuntutan ekonomi yang semakin hari semakin menjerat tentu fokus orang tua adalah bagaimana menafkahi anak-anaknya.
Kegagalan di masa lalu yang masih terus membayangi juga mempengaruhi dari perasaan minder saya.

Bentuk fisik yang biasa-biasa saja dan tidak secantik kawan-kawan saya itu juga berperan dalam keminderan saya yang bertubuh besar. Sering menjadi bahan olok-olok teman-teman dalam pergaulan juga sangat mempengaruhi pola pikir saya.


Tapi apakah saya akan terus membiarkan rasa minder membayangi langkah saya?
Apakah saya akan tetap membatasi kesuksesan saya dengan mental block yang negative.


Awal 2016 saya memulai langkah saya, dengan bantuan sahabat-sahabat saya saya mulai membuka diri. Dengan petunjuk dari Allah S.W.T. saya memulai bisnis online.

Saya mantapkan niat, saya ingin merubah persepsi saya tentang kehidupan. Dan mempresentasikan nya lewat satu tindakan nyata. Saya berjejaring. Mencari ilmu-ilmu baru. Saya membaca kembali buku-buku motivasi.

Salah satunya berkomunitas, saya banyak bergabung dengan komunitas pebisnis dan juga komunitas orang orang yang memberikan aura positiv. Banyak energi positive yang saya serap. Perlahan lahan saya merasakan perubahan positivnya.

Saya mulai bisa mengendalikan emosi, saya mulai mengenali apa potensi dan passion saya sebenarnya. Saya coret satu persatu mental block saya. Walau belum sempurna seratus persen tapi saya yakinkan hati bahwa hidup adalah proses, dan saya sedang dalam proses itu.

Salah satu dari proses itu saya temukan kembali passion menulis. Tidak tulisan ini tidak ingin mengajari anda, namun bila anda pernah merasakan dan mengalami seperti apa yang saya tuliskan. Marillah kita mulai berproses.

Kita hancurkan tembok pengahalang kita sendiri yang tanpa sadar selama ini menghalangi dunia melihat ke arah kita.

Lakukan kegiatan yang positiv. Katakan sesuatu yang positiv. Temukan passion kita lalu asah skil terus dan terus. Sampai kita bisa menemukan pembeda abadi kita dengan orang lain.

Ini langkah awal saya ber-action, memenuhi passion saya menulis dengan berani menulis dan konsisten menulis. Dengan harapan skil menulis saya terus terasah hingga suatu hari dunia bisa melihat ke arah saya.

Sekarang ketika ada yang bertanya pada saya, masih minder say? Saya akan dengan tegas menjawab "Sudah enggak tuh."

Selamat malam
22 April 2016
Ninuk Sumar

Tidak ada komentar: