Selasa, 02 Agustus 2016

ASI EKSLUSIF DAN ALERGI, HUBUNGANNYA APA?


ASI dan Alergi anak, hubungannya apa?




Asi adalah makanan pertama Bayi. Sumber nutrisi yang mengandung vitamin dan mineral serta colostrum yang tidak didapat kan dari susu Formula. Termasuk Anti Alergi. Bayi dari ibu yang yang tidak Alergi 15% beresiko Alergi. Sedangkan dari Ibu pembawa Alergi resiko meningkat menjadi 60%. Anak dari ayah dan Ibu pembawa riwayat Alergi 99% akan mengalami Alergi. (Berdasarkan poster yang saya baca dari Poli Alergi Anak RSUD DR. Soetomo soerabaya).
Cerita ini adalah pengalaman pribadi saya. 3 kali melahirkan dengan 3 kali cerita tentang Asi yang sangat berbeda.

Birth 1.

Menjadi ibu adalah sebuah mukjizat yang diberikan Tuhan secara langsung kepadaku, sebagai seorang wanita menjadi seorang ibu adalah sebuah kebanggaan tersendiri. Ketika bisa mempersembahkan buah cinta dari sang pujaan hati. Tentu sebuah masa yang penuh debaran tetapi membahagiakan. Kehamilan pertama itu berjalan biasa saja. Ketika hasil USG menyatakan bayinya laki-laki, saya dan suami begitu antusias. Tetapi kami hanya manusia, Tuhan berkehendak lain. Jabang bayi yang telah kami persiapkan sebuah nama nan gagah Akbar Rahmat Pradana itu diambil kembali 26 jam setelah di lahirkan. 
Bisa apa kami, kami pulang dari rumah sakit bersama jasadnya. Hari pertama terlewati dengan biasa saja. Memasuki hari kedua saya merasakan nyeri hebat. Disamping luka jahitan yang terasa nyeri semalaman saya menangis menahan rasa sakit yaang begitu hebat. Ya payudaraku penuh. Sakit yang mendera menjalar ke seluruh tubuh. Saya demam tinggi. Suami yang masih awam mencari bantuan. Memanggil tetangga dan meminta datang. Tetangga bilang payudar saya penuh. Diperas saja. Karena sudah tidak tahan dngan nyerinya sayapun menurut saja. Saya memerah ASI pertama dalam hidup. Dengan linangan airmata yang tak kunjung berhenti, bukan hanya karena rasa sakit dan nyeri. Tetapi pilu menyaksikan ASI yang harus dibuang. Seharusnya ASI ini menjadi makanan pertama anak saya. Menjadi nutrisi yang mengiringi 1000hari pertama kehidupannya.
Selama seminggu saya terus memompa ASI dan membuangnya dengan ribuan rasa bersalah. Sampai akhirnya saya menyerah. Tak sanggup merasakan pilu ketika memerah. Saya biarkan ASI ini berhenti dengan sendirinya.  

Birth 2
Dua tahun kemudian Tuhan mengijinkan saya melahirkan kembali. Kali ini seorang bidadari cantik di titipkan pada kami. Kebahagiaan saya membuncah. Saya yang awam dan tidak paham tentang cara merawat bayi kebingungan. Sejak dari rumah sakit Bayi saya telah diberi susu Formula. Keterbatasan ilmu membuat saya kebingungan saat ASI  belum keluar. Semua menyarankan untuk membantu dengan susu formula. Saya yang gak ngeh dengan dunia perASIan nurut saja. Yang penting bayi saya minum susu dan tidur jadi aku bisa tidur. Mungkin pemikiran yang aneh. Atau saya yang belum siap jadi ibu. 
Sebelum 40 hari saya sambi sufor dan ASI.Tepat 40 hari saya dipanggil bos tempat saya bekerja. Saya diminta untuk segera masuk kembali karena saya mengambil cuti 1 minggu sebelum melahirkan. Dan bodohnya saya menurut saja. Jadilah saya pergi bekerja. Si cantik yang kami panggil Bunga kami titipkan kepada salah satu kakak ipar. Tak tega rasanya meninggalkan buah hati yang masih sekecil itu kembali bekerja. Dari jam 8 pagi sampai jam 8 malam. Saya ingat bagaimana saya menangis, tak berani melawan keadaan itu. Sesuatu yang akan saya sesali seumur hidup. 
Hari kedua saya diberi kabar. Oleh pengasuhnya Bunga sudah diberi MPASI. Dan lagi-lagi karena kebodohan saya saya hanya tersenyum mendengar Bunga lahap memakan Pisang yang di kerok. Kebodohan yang juga saya sesali hari ini. 
Kenapa saya sesali karena tepat 2 minggu saya masuk kerja kembali. Bunga batuk pilek. Dibawalah ke dokter, dokter memberikan resep obat. Good. Bapilnya membaik. Tetapi  hanya bertahan 2 minggu. Bunga kembalu Batuk Pilek dan kali ini dengan nafas yang tersengal-sengal. Mendapat telephon saya buru-buru pulang. Kami bawa kembali ke dokter. Dan saya ingat Bunga baru 2 bulan ketika dokter itu meminta Bunga untuk Nebulizer karena lendir di saluran nafasnya terlalu banyak dan tidak bisa keluar menyumbat pernafasannya. Sedih, kesal. Dokter menyarankan untuk memberikan sufor Soya dan menghentikan pemberian pisang.Ok saya turuti. Yang saya lupa. Di saat Bunga usia 40 hari itu sang pengasuh meminta saya menyapih karena Bunga mengalami sariawan, berupa bercak putih di mulutnya. Dan saat itu saya menurut. Karena kebodohn saya, percaya begitu saja bahwa penyebabnya karena saya makan minum yang panas. Yang mempengaruhi ASI saya sehingga mulut Bunga sariawan. Padahal dokter sudah menjelaskan bahwa itu adalah jamur.
Berkali-kali bunga Bapil dan harus di nebule. Berbagai merek Sufor sudah di coba. Dokter yang menjadi langganan menceritakan. Kemungkinan Bunga ada riwayat alergi. Dia meminta saya memeriksakan Bunga ke spesialis anak. Beberapa kali ganti dokter umum semua menyatakan Bunga itu alergi. 

Saya memutuskan resign. Setelah 2 kali bunga opname karena sesak nafas disertai diare berat. Dan tekanan demi tekanan datang. Saya pun semakin Aware. Bertemu banyak dokter membuat saya jadi sangat kritis. Saya cari tahu apa saja penyebab Alergi. Dan bagaimana menanggulanginya. Tetapi semua jawaban hampir sama. Saya belum menemukan dokter yang bisa menjelaskan secara spesifik. 
Di usianya yang ke tiga tahun  Bunga hanya 10 kg saja beratnya. Kecil dan kurus kering. Sedih melihat dia tidak seperti anak lain yang ceria. Semakin drop ketika suatu hari dibulan November 2014 lagi lagi Bunga harus opname. Kali ini bikan karena asmanya tetapi karena suatu penyakit langka. Hemolitic Anemia. Suatu keadaan dimana sel darah merah rusak sebelum waktunya dan menyebabkan HB nya drop dengan nilai 4. Observasi dan interview dokter menyimpulkan. Hemolitic anemia Bunga karena Auto imun. Riwayat  medis meunjukkan dokter yang lama selalu meresepkan anti biotik dan dosisnya terus bertambah. Tubuhnya menciptakan antibodi yang berbalik mmenyerang dirinya sendiri. Ahh. Sedihnya saya. Selanjutnya hari hari saya dilalui dengan perjalan mondar mandir ke Rumah sakit. 
Kembali saya di Interview, pertanyaan dari data mendasar tentang berat lahir, sampai riwayat alergi dalam keluarga. Saya tidak punya alergi  tetapi data menunjukkan 15% anak alergi terlahir bukan dari ibu yang alergi.

Pengetahuan baru dari saya. Saya telaah dan saya ingat ingat bahwa keluarga saya lah pembawa gen alergi. Ketika tiba pertanyaan apakah Bunga mendapat ASI eksklusif dan jawaban saya tidak, dokter berkata. "Padahal kalau Bunga ASI eksklusif bisa dikurangi resiko alerginya."
Pernyataan dokter itu menampar-nampar saya. Rasa bersalah kembali menggelayut. Saya tidak bisa mengulang waktu kembali. Yang bisa saya tebus adalah saya harus membayar lunas untuk kesembuhan. Berapa kalipun saya akan tetap rela bolak balik ke Rumah sakit untuk Bunga terapi. 

Birth 3
  Di usia 4 tahun Bunga, saya melahirkan sang Adik. Jagoan kecil bernama Bima. Tekad saya sudah bulat. Saya harus resign. Biarlah saya hidup seadanya. Masa kecil mereka hanya datang sekali dan saya tidak ingin melewatkan itu. Tugas pertama saya adalah mengedukasi suami. Tentang pentingnya ASI untuk anak-anak yang berpotensi Alergi. Tak ingin kecolongan. Sepulang dari Rumah sakit saya melarang siapapun memberikan susu Formula dengan dot. Saya memang masih membantu dengan Sufor karena ASI saya belum keluar. Semua berkata kasihan Bimanya. Gak puas minumnya perutnya lapar. Dan saya tidak perduli. Saya tetap Bandel melarang Bima minum sufor dari dot. Alhamdulillah usaha saya tidak sia-sia, dihari ketiga ASI saya berlimpah. Bima pun minum dengan lahap, sembari saya bisikkan di telinganya "sehat terus ya nak".
Bertahan sampai Usia 4 bulan Bima ASI eksklusif. Dengan saran dari dokter yang mengawasi Bima diijinkan MP ASI dini karena dia sudah minta makan, setiap sendok di dekatkan dia langsung membuka mulut. Berbeda dengan Bunga yang trauma makan karena MP ASI dini yang dipaksakan. 

Setiap anak memang punya cerita tersendiri, tetapi satu hal yang sama mereka membutuhkan ASI, tugas kita sebagai ibu lah untuk mengusahakannya. ASI adalah makanan pokok para bayi, sayangnya di Indonesia terlalu banyak mitos tentang Kehamilan dan Menyusui yang ternyata menyesatkan dan merugikan anak anak. ASI adalah hak setiap anak. Bukan berarti menyudutkan yang tidak bisa menysui karena satu atau dua hal. 
Mari kita rubah paradigma di masyarakat agar mencari ilmu dan wawasan yang lebih banyak agar tidak terjebak dalam mitos menyesatkan yang pada akhirnya merugikan anak anak kita sendiri.
Mari kita yakinkan perempuan di sekitar kita bahwa ASI adalah yang terbaik, melebihi Susu Formula paling mahal sekalipun. Bersama sama kita dukung para ibu-ibu muda untuk bersedia tetap menyusui bayinya. Mencari solusi setiap kendala dalam menysusui. Pun para ayah muda tentu berperan besar terhadap keberlangsungan seorang ibu menyusui anaknya. Dukungan dan full support dari suami tentu menjadi motivasi tersendiri bagi para ibu. 

Dalam moment  Pekan ASI Dunia kita sebarkan semangat positive keseluruh perempuan Indonesia  untuk menyusui dan memberikan ASI ekssklusif pada buah hatinya, karena anak-anak lah penerus kita. Kelak merekalah yang menjadibpemimpin -pemimpin bangsa.
Anak Indonesia sehat dan kuat serta tangguh, dimulai dari pemberian ASI eksklusif 0-6 bulan.

Surabaya 2 Agustus 2016
Ninuk Sumar.

Http://duniabiza.com/category/moms/





2 komentar:

Ira duniabiza mengatakan...

Mba Ninuk. Pasti malaikat kecilnya senang membaca tulisan ini. Semoga Bunga dan Bima tumbuh jadi anak yang hebat dan kuat ya. Dan semoga makon banyak ibu yang peduli dan yakin bahwa ASI itu sesuatu yang tak tergantikan dan tak bisa diulang. Semoga banyak yang belajar dari pengalaman Mba Ninuk.

Mbak Nin mengatakan...

Semoga tidak ada lagi bunga bunga yang lain mbak.

Kasihan